Sunday, December 12, 2010

SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah

Dunia Pendidikan yang memprihatinkan di negeri ini ternyata masih menyimpan beberapa keajaiban salah satu diantaranya adalah SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah. Mungkin Anda pernah mendengar sekolah alternatif yang satu ini. Metro TV atau Trans TV pernah menayangkan liputannya.

Kompas juga pernah memuat kisah perjuangan sekolah yang didirikan oleh Ahmad Bahrudin ini. Sekolah tersebut selain menjadi pilihan karena biayanya murah dan diperuntukkan bagi warga tidak mampu, namun dapat menghasilkan output sesuai dengan harapan.

Sekitar pukul 09.00 di sebuah rumah milik Bahruddin yang berada di Desa Kalibening, Kecamatan Tingkir, Salatiga, terlihat sekelompok anak berseragam sedang asyik bermain dan menggerakkan mouse di depan beberapa komputer. Orang yang datang mungkin akan berpikir, anak-anak tersebut sedang mbolos sekolah dan bermain di salah satu rumah temannya.

Apa yang dilihat sepintas tersebut ternyata keliru. Sebab mereka adalah murid SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah yang sedang memanfaatkan waktu istirahat, sebelum mengikuti sesi mata pelajaran berikutnya. Layaknya anak umur belasan tahun, kadang mereka terlihat saling mengejek dan mengejar ketika salah seorang anak yang berada di depan komputer diganggu teman yang lain.

Saat ini, Q-T sedang membangun lumbung informasi yang bisa diakses oleh siswa atau warga sekitar yang membutuhkan. Soal akses internet, nggak usah ditanya deh. Di sini, akses internet tersedia bebas 24 jam. Anda mau ngakses dari masjid, dari kebun belakang, dari halaman beranda depan, semuanya bisa asalkan Anda berbekal laptop yang memiliki wi-fi

Bermacam-macam program komputer yang sedang dibuka anak-anak tersebut, mulai dari MS Word, internet, hingga Print Shop Deluxe untuk membuat model gambar dan tulisan. Sepertinya mereka terlalu asyik untuk diganggu siapa saja.

Ketika awal didirikan, sekolah SMP Alternatif ini baru memiliki puluhan murid. Saat ini, untuk tingkat SMA mereka sudah punya dua kelas, sedangkan jumlah siswa keseluruhannya sudah mencapai 150-an orang.


Dari sini, anak sudah dirintis untuk memilih sendiri apa yang menjadi minat mereka, sehingga menjadi lebih fokus untuk menekuninya. Dan cara belajarnya juga langsung dari "kehidupan nyata."

Dari sisi murid, siswa yang tadinya cuma berasal dari Salatiga dan sekitarnya kini mulai lebih variatif. Kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, Jombang, Jogjakarta, juga memberi sumbangan asal siswa. Di sini, mereka tinggal di rumah-rumah penduduk. Soal biaya, orang tua anak sendiri yang merundingkan besarnya "uang pondokan" dengan pemilik rumah yang ditinggali.

Lalu, jangan bicara soal produktivitas di sini. Anak-anak yang umurnya masih belasan, sudah bisa membuat film sendiri. Setiap akhir pekan di akhir bulan, ada pemutaran film ini untuk ditonton ramai-ramai.

Kalau film saja dengan mudahnya diproduksi, apalagi cuma sekadar buku. Di sini, karya-karya siswa sudah dibukukan dan diterbitkan oleh penerbit progresif dari Jogjakarta, LKiS. Juga karya-karya para gurunya.

Sekolah ini pernah mendapatkan penghargaan khusus dari Prof Kenji saga Kenji Saga dari NICT Jepang yang menjadi salah satu peneliti Pendidikan APT (Asia Pacific Telecommunity). Bahkan sekolah ini disejajarkan dengan Kampung Issy Les Moulineauk di Perancis, Kecamatan Mitaka di Jepang dan Lima komunitas lain di dunia yang dipandang sebagai TUJUH KEAJAIBAN DUNIA. Yang paling penting dari sekolah ini adalah Kurikulumnya yang mengedapankan pengajaran Multiple Intellegences.

Di sini, siswa tidak dipatok harus belajar sesuai kurikulum seperti sekolah formal. Si anak sedang ingin belajar apa, saat itulah ia mencari sendiri materi pelajaran yang ingin diketahuinya. Juga kalau ia ingin mencari partner untuk diskusi tentang suatu hal. Disekolah ini, siswa diperbolehkan memilih ikut UN atau tidak... yang dijadikan standard keberhasilan siswa di sekolah ini adalah pembuatan proyek disertasi di akhir sekolahnya.

Semoga kelak pendidikan di negeri ini mampu menemukan arah yang tepat dan mampu mencerdaskan seluruh komponen bangsa ini hingga membawa kita ke pentas percaturan dunia sebagai bangsa besar yang dihormati dan menjadi panutan yang baik bagi negara lain.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More