Friday, December 3, 2010

What is Outbound.... Out of Boundaries

Kegiatan outbound berawal dari sebuah pengalaman sederhana seperti bermain. Bermain juga membuat setiap anak merasa senang, dan bahagia. Dengan bermain anak dapat belajar menggali dan mengembangkan potensi, dan rasa ingin tahu serta meningkatkan rasa percaya dirinya. Oleh karena itu, bermain merupakan fitrah yang dialami setiap anak.

Pengalaman merupakan guru dalam proses pembelajaran secara alami. Misalnya, seorang anak mengalami proses alami bermain. Hal itu dalam rangka menambah dan mengembangkan pengetahuan dari setiap pengalamannya. Jadi, tidak menutup kemungkinan siapapun berhak bermain baik anak-anak, remaja, orang dewasa ataupun orang tua. Karena belajar dari sebuah pengalaman dalam aktivitas bermain dijadikan sebagai sarana pembelajaran yang menyenangkan yang dapat dilakukan di ruangan terbuka atau tertutup.

Berdasarkan latar belakang tersebut outbound merupakan perpaduan antara permainan-permainan sederhana, permainan ketangkasan, dan olah raga, serta diisi dengan petualangan-petualangan. Hal itu yang akhirnya membentuk adanya unsur-unsur ketangkasan, dan kebersamaan serta keberanian dalam memecahkan masalah.

Kegiatan belajar di alam terbuka seperti outbound bermanfaat untuk meningkatkan keberanian dalam bertindak maupun berpendapat. Kegiatan outbound membentuk pola pikir yang kreatif, serta meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual dalam berinteraksi. Kegiatan ini akan menambah pengalaman hidup seseorang menuju sebuah pendewasaan diri.

Pengalaman dalam kegiatan outbound memberikan masukan yang positif dalam perkembangan kedewasaan seseorang. Pengalaman itu mulai dari pembentukan kelompok. Kemudian setiap kelompok akan menghadapi bagaimana cara berkerja sama. Bersama-sama mengambil keputusan dan keberanian untuk mengambil risiko. Setiap kelompok akan menghadapi tantangan dalam memikul tanggung yang harus dilalui.

Lalu apa sebenarnya outbound games itu? Game outbound tidak lain merupakan pelatihan manejemen diri yang memadukan olah pikir, rasa, dan raga. Dan diadakan di alam terbuka dan dikondisikan di luar kebiasaan. Seperti orang yang bekerja meninggalkan kebiasaannya berada, berpikir dan berbuat. Kemudian ia menganti cara berpikir dan cara berbuat tersebut untuk mendapatkan hal- hal yang baru .

Kegiatan outbound training memiliki beberapa tahapan yang biasa dilakukan agar pelatihan outbound training bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan atau sasaran yang diinginkan. Setiap proses pembelajaran dalam outbound training yang efektif memerlukan tahapan berikut ini, yaitu :

  1. Tahapan pembentukan pengalaman (experience)

    Pada tahapan ini peserta dilibatkan alam suatu kegiatan atau permainan bersama orang lain. Kegiatan atau permainan outbound adalah salah satu bentuk pemberian pengalaman secara langsung kepada peserta pelatihan. Pengalaman langsung dalam outbound akan dijadikan wahana untuk menimbulkan pengalaman intelektual, pengalaman emosional dan pengalaman bersifat fisikal. Dengan adanya pengalaman tersebut setiap peserta siap untuk memasuki tahapan kegiatan berikutnya. Bentuk tahapan ini adalah permainan yang yang dimainakan oleh peserta outbound dengan instruksi dari fasilitator, misalnya game trust fall.

  2. Tahapan perenungan pengalaman (reflect)

    Kegiatan perenungan (refleksi) bertujuan untuk memproses pengalaman yang diperoleh dari kegiatan outbound yang dilakukan. Setiap peserta outbound dalam tahapan ini melakukan refleksi tentang pengalaman pribadi yang dirasakan disaat kegiatan berlangsung. Apa yang dirasakan secara intelektual, emosional dan fisikal. Dalam tahapan ini, fasilitator berusaha untuk merangsang para peserta untuk mencapaikan pengalaman pribadi masing-masing setelah terlibat didalam kegiatan outbound tahap pertama. Didalam kegiatan refleksi outbound, peserta biasanya diminta untuk menceritakan pengalaman pribadinya masing-masing dalam berbagai tingkatan belajar dari game yang telah dilakukan, misalnya dari game trust fall tadi.
  3. Tahapan pembentukan konsep (form concept)

    Pada tahapan ini para peserta outbound training mencari makna dari pengalaman intelektual, pengalaman emosional dan pengalaman fisikal yang diperoleh dari keterlibatan dalam kegiatan outbound. Pengalaman apakah yang ditangkap dalam suatu permainan outbound, dan apa arti permainan outbound tersebut bagi kehidupan pribadi maupun dalam hubungan dengan orang lain.
    Tahapan outbound ini dilakukan sebagai kelanjutan tahap refleksi, dengan menanyakan pada peserta outbound training apa hubungan antara kegiatan yang dilakukan dengan perilaku atau realita yang sesungguhnya. Salah satu contoh pertanyaan pada tahapan ini sebagai berikut : “Kalau dikaitkan dengan situasi kerja sesungguhnya ditempat kerja (kantor), perilaku yang anda alami tadi menggambarkan situasi kerja yang bagaimana?
  4. Pengujian konsep (test concept)

    Pada tahapan ini, para peserta outbound training diajak untuk merenungkan dan mendiskusikan sejauh mana konsep yang telah terbentuk di dalam tahapan tiga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun kehidupan dalam pekerjaan di kantor. Fasilitator membantu para peserta outbound training dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang menggiring peserta untuk melihat relevansi dari pengalaman selama pelatihan dengan kegiatan di dunia kerja sesungguhnya. Ibaratnya membawa ide dari lubang perenungan menuju alam realita


Dengan demikian outbound game atau outbound services memiliki ciri khas sendiri, di mana keseluruhan kegiatan diterjemahkan dalam bentuk kegiatan yang lebih nyata dan factual. Di dalam berbagai kegiatan para peserta di lokasi outbound akan diperkenalkan oleh outbound provider dengan berbagai jenis permainan (game). Metode blajar ini disebut experential learning yaitu proses belajar yang menitikberatkan pada proses pemaknaan terhadap pengalaman langsung.

Tujuan utama kegiatan pelatihan outbound adalah melatih para peserta untuk mampu menyesuaikan diri (adaptasi) dengan perubahan yang ada dengan membentuk sikap professionalisme para peserta yang didasarkan pada perubahan dan perkembangan traits (sifat mendasar) dari individu yang meliputi aspek trus, belief, dan komitmen serta kinerja yang diharapkan akan semakin lebih baik. Nilai plus jika management outbound memiliki profesionalitas tinggi.

Sikap dan perilaku professionalisme seperti ini maliputi :

  1. Terbentuknya suatu komitmen (commitment) yang utuh dari setiap peserta outbound training melalui 4C, yaitu peningkatan kompetensi (competency), pembentukan kosepsi (conception) pemikiran yang komprehensif, terjadinya hubungan (connection) yang semakin erat diantara para pimpinan organisasi dan kususnya relasi kerja antara bawahan dan atasan, serta munculnya keyakinan akan kepercayaan diri (confidence) akan kemampuan masing-masing peserta yang pada akhirnya akan pula berpengaruh dalam membangun rasa memiliki (the owners) dan bukan sekedar menjadi karyawan. Perubahan ini akan terlihat dari bertumbuh kembangnya rasa tanggung-jawab dalam melakukan tugas di unit kerjanya masing-masing.

  2. Pola perilaku yang berkarakter dalam melakukan tugas-tugas kehidupan, berdisiplin, bertanggung jawab, berorientasi ke masa depan, mengutamakan tugas pengabdian, memiliki sikap, etika dan etos kerja yang tinggi.

  3. Meningkatkan semangat kerja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta meningkatkan keberanian peserta dalam mengambil setiap resiko (risk taking) dari setiap tantangan yang dihadapi.

  4. Team building (misalnya dalam outbound training) yang solid yang didasarkan pada saling pengertian, kerja sama, koordinasi, menghargai perbedaan, sikap mengutamakan tugas daripada kepentingan pribadi. Dan meyakini bahwa keberhasilan merupakan buah dari kerjasama dan kebersamaan.

  5. Peningkatan kematangan Emotional Question (EQ) melalui program Olah Rasa yang menjadi porsi perhatian outbound bahkan perhatiannya kepada pengembangan Spiritual Quotion (SQ) akan sangat membantu peserta dalam meningkatkan kemampuan menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dalam setiap penyelesaian tugas-tugas yang dihadapi.

*diracik dari berbagai sumber

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More